Mengenal Suku Huaorani, Suku Pedalaman Amazon
Amerika Selatan selalu memiliki banyak keunikan, mulai dari pemandangan alamnya sampai masyarakat yang hidup dengan kondisi yang jauh dari peradaban meskipun pada zaman modern.
Hutan Amazon adalah hutan tropis yang menyimpan banyak misteri, yang memiliki luas 7 juta kilometer persegi yang membentang di sembilan Negara di Benua Amerika Selatan.
Salah satunya misterinya adalah tentang kehidupan, terutama suku- suku yang hidup di pedalaman hutannya dan sulit untuk di temukan.
Salah satu suku yang masih penuh dengan misteri adalah Suku Huaorani. Suku ini menempati wilayah di pedalaman hutan Amazon di sebelah timur Ekuador.
Suku Huaorani terkadang juga disebut sebagai suku Waorani atau Waos, yaitu suku Amerindian asli yang menggunakan bahasa beruang.
Tepatnya di sepanjang aliran sungai Napo dan ke sungai Curaray yang mereka sebut nama wilayahnya, Quehueri'ono.
Menurut peneliti, suku Huaorani sudah ada sejak seribu tahun silam. Sejak dulu penduduk suku ini sangat menjaga diri dari pengaruh luar dan menolak datangnya orang asing.
Karena itu, mereka sangat agresif jika bertemu orang asing. Ini yang menyebabkan disebut-sebut sebagai suku yang sangat menyeramkan.
Para penebang luar di hutan Amazon adalah para saksi nyata mengenai keganasan tindakan suku Huaorani.
Suku ini sebenarnya tidak menyerang secara langsung, namun mereka hanya menyerang bila mereka merasa terancam saja.
Diperkirakan ada sekitar 4.000-an orang Waorani yang hidup di hutan Amazon tenggara. Dikutip dari Amazon Frontlines, suku Waorani dikenal sebagai pemburu yang terampil.
Bagi mereka, hutan adalah tempat yang aman untuk berlindung dari roh jahat dan ancaman serangan, sangat berkebalikan dengan dunia modern yang mereka anggap penuh ancaman.
Oleh sebab itu, suku Huaorani hidup dengan cara menggantungkan diri pada alam, salah satu mata pencarian mereka adalah berburu.
Mereka akan memanjat pohon dan memburu monyet serta babi. Peralatan berburu mereka pun jauh dari kata canggih, mereka hanya menggunakan sumpit yang berisi "jarum" untuk melumpuhkan mangsanya.
Anak sumpit itu diberi nama Tapa. Racun ini biasa diperoleh dari spesies tanaman chondodendron tomentosum dan strychnos toxifera, yang ternyata sudah menjadi senjata umum bagi suku-suku di Amazon lainnya.
Seperti suku pedalaman yang lain, Suku Huaorani tidak mengenakan pakaian sehelai pun. Namun, mereka sangat ahli dalam membuat ornamen kepala seperti topi atau headband.
Ciri unik lain yang membuat mereka berbeda dengan orang pada umumnya adalah bentuk kaki dengan susuan jari yang melebar, terutama pada bagian ibu jari.
Tidak hanya itu, bahkan banyak dari mereka memiliki jumlah jari kaki yang lebih dari jumlah manusia "normal".
Suku Huaorani tinggal tidak jauh dari Rio Napo, wilayah hutan raksasa Amazon, dekat dengan Peru. Pete mengabadikan suku pedalaman ini dan menyebutnya sebagai "orang hutan yang selaras dengan hutan".
Nah, itu dia informasi mengenai Suku Huaorani, penghuni pedalaman hutan Amazon dan hingga saat ini masih sangat terjaga budaya aslinya.
Jadi, kamu jangan salah faham lagi ya! Sebenarnya mereka tidak jahat, melainkan alasan mereka menyerang manusia lain karena mereka merasa terganggu atau terancam saja.
Komentar
Posting Komentar