Mengenal Kebudayaan Suku Batak


Indonesia terkenal dengan tradisi, adat istiadat dan kebudayaan yang sangat beraneka ragam jenisnya. Bahkan terdapat suku yang masih memiliki sub-sub suku yang beranak pinak, salah satunya suku Batak.

Suku Batak yang kita kenal terdiri dari beberapa sub suku batak seperti Batak Toba, Batak Simalungun dan Batak Karo. Perbedaan dari setiap sub suku Batak ini dapat berupa kebiasaan, adat hingga bahasanya. Suku Batak memang memiliki banyak tradisi bersejarah yang sudah ada sejak jaman leluhur dan masih dilestarikan sampai sekarang.

Sejarah Suku Batak

Suku Batak merupakan kelompok etnis tua di Nusantara. Apabila berbicara mengenai suku Batak, terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai asal mula berkembangnya suku Batak di tanah Sumatera. Menurut pendapat pertama, suku Batak termasuk sebagai suku yang berbahasa Austronesia, namun tidak diketahui kapan mulanya nenek moyang pertama orang Batak datang ke tanah Sumatra.

Di samping itu, ada pendapat lain terkait sejarah mulanya suku Batak masuk ke wilayah Indonesia terutama Sumatra. Beberapa mengatakan jika suku Batak berasal dari Indochina, Mizoram, Formosa, bahkan ada yang mengatakan jika suku Batak adalah bagian dari 10 suku yang hilang dari Israel.

Minimnya informasi mengenai bukti sejarah menyebabkan hingga kini masih ada perdebatan mengenai asal usul suku Batak. Kemungkinan besar leluhur suku Batak berasal dari Pulau Formosa di Taiwan, namun bisa juga berasal dari kawasan Indochina, Mongolia, atau Mizoram.

Identitas masyarakat asli setempat sebagai suku Batak baru dikenal setelah tahun 1926, yaitu setelah dibentuknya organisasi bernama Jong Batak. Organisasi ini merupakan kumpulan para pemuda asal Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola, dan Pakpak. Jong Batak dibentuk tanpa membeda-bedakan agama yang dianut.

Hingga pada abad ke-19 hubungan yang terjalin antar sesame lebih kepada hubungan antar individu, serta ada pula hubungan antar kampung dan antar kekerabatan. Banyak orang berasumsi, pendudukan kolonial di nusantara adalah alasan yang membuat masyarakat Sumatera Utara lebih memiliki rasa dan keinginan untuk bersatu. Oleh karena itu, sangat menakjubkan bahwa saat ini Suku Batak dikenal sebagai salah satu etnis bangsa yang sangat kuat dan terjalin ikatan erat antara satu dengan yang lain.

Agama dan Kepercayaan Suku Batak

Sebelum dikenalnya agama, masyarakat suku Batak menganut kepercayaan pada yang dipercayai mempunyai kekuatan dan kekuasaan di atas langit. Mereka mrmiliki sosok yang dianggap sebagai dewa tertinggi, yaitu Mulajadi na Bolon. Kemudian, dalam kepercayaan terhadap roh, masyarakat suku Batak juga mengenal akan 3 konsep yang disebut dengan Tendi/Tondi, Sahala, dan Begu.

• Tendi

Tendi atau disebut juga dengan Tondi adalah roh atau jiwa yang mempunyai kekuatan untuk memberikan nyawa kepada para manusia dan telah dimiliki seseorang sejak di dalam kandungan sang ibu. Hampir semua orang atau umat manusia mempunyai Tendi menurut masyarakat suku Batak. Jika Tendi meninggalkan tubuh seseorang, maka orang tersebut akan meninggal.

• Sahala

Sahala adalah bentuk kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, Akan tetapi, tidak semua orang bisa memiliki sahala. Sahala juga disebut dengan nama lain Sumanta. Sumanta merupakan kesaktian yang biasanya dimiliki oleh raja dan pemimpin.

• Begu

Begu merupakan tondi atau roh orang yang sudah meninggal. Menurut kepercayaan masyarakat suku Batak, begu hanya muncul di malam hari dan konon juga mempunyai tingkah laku yang sama dengan manusia.

Adat dan Kebudayaan Batak

Buat kamu yang penasaran dengan jenis-jenis kebudayaan yang dimiliki oleh suku batak, simak ulasan berikut.

1. Mangulosi

Ulos dkenal sebagai cirri khas dari masyarakat Batak dan sudah cukup mendunia. Dalam budaya Batak, terdapat upacara adat khusus yang berhubungan dengan kain ulos tersebut yaitu Mangulosi. Ritual mangulosi adalah bentuk pemberian ulos sebagai lambing kehangatan dan berkat kepada seseorang yang menerimanya. Biasanya, ritual mangulosi dilakukan orang tua ketika anaknya baru lahir, saat anak melangsungkan upacara pernikahan dan saat meninggal dunia.

2. Manortor dan Margondang

Ritual tari ini termasuk dalam ritual yang berbau mistik dan erat hubungannya dengan pemujaan terhadap dewa-dewa. Dalam pementasannya, Tortor dan Gondang memang tidak bisa dipisahkan.

3. Dalihan Natolu

Masyarakat suku Batak mengenal 3 bagian kekerabatan yang tercermin dalam Dalihan Natolu (tungku tempat memasak). Tungku memasak tersebut harus bisa berdiri dengan baik oleh karenanya ditopang oleh 3 batu dengan jarak dan tinggi yang sama. Dalam 3 batu tersebut menggambarkan 3 bagian kekerabatan yaitu Somba Marhulahula (hormat kepada keluarga istri), Elek Marboru (sikap mengayomi wanita), dan Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati dengan teman semarga).

4. Umpasa

Umpasa adalah jenis budaya lisan yang menyerupai pantun. Dalam pelantunannya, Umpasa diucapkan dengan tujuan untuk menyampaikan bentuk harapan dan keinginan. Biasanya Umpasa akan dilantunkan di saat upacara adat.

5. Mangalahat Horbo

Mangalat horbo adalah jenis upacara adat yang ditujukan untuk menyucikan diri dari segala dosa. Upacara ini dilaksanakan dengan mengorbankan kerbau jantan yang diikat pada borotan atau tiang. Mangalahat Horbo didasarkan pada kepercayaan masyarakat suku Batak pada Mulajadi na Bolon (pencipta alam semesta).

Demikian penjelasan mengenai suku batak. Disamping itu, agama yang dianut oleh suku Batakpun cukup beragam. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Batak juga merupakan masyarakat yang multikultural.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah dan Asal Usul Suku Nias

Mengenal Kebudayaan Suku Jawa

Mengenal Suku Baduy